Megawati Mengaku Hubungan dengan Jokowi Baik-baik Saja
Ketua Dewan Pengarah BPIP, Megawati Soekarnoputri mengungkapkan soal hubungannya dengan Presiden Joko Widodo. Megawati mengaku hubungannya dengan Jokowi baik-baik saja. Hal tersebut ia sampaikan saat memberikan pengarahan dalam acara penyerahan duplikat bendera pusaka kepada seluruh kepala daerah di Indonesia.
Seperti diketahui, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyerahkan dubilkat bendera pusaka dalam rangka menyambut hari ulang tahun (HUT) Kemerdekaatn Republik Indonesia ke-79. Acara tersebut digelar di Balai Samudera, Jakarta Utara, pada 5 Agustus 2024.
Penyerahan duplikat bendera pusaka ini adalah mandat dari Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 51 tahun 2022 tentang Program Pasukan Pengibar Bendera Pusaka pasal 8 ayat 1 sampai 3.
Dalam acara tersebut, Presiden Indonesia ke-5 itu memberikan pengarahan. Megawati mengaku sebelum menghadiri acara, ada yang menyebut hubungannya dengan presiden kurang baik. Atas hal itu, Megawati menyampaikan bahwa hubunganya dengan Presiden Joko Widodo baik-baik saja.
“Tadi sebelum ke sini ada siapa itu, ndak tahu ngomong, yang namanya apa mengatakan katanya saya tidak ini sama Presiden. Loh enaknya loh dia ngomong kayak gitu. Saya sama Presiden baik-baik saja, emangnya kenapa?” kata Megawati.
Megawati Mengaku Punya Hubungan Buruk dengan Presiden Jokowi karena Wacana 3 Periode
Kemudian, anak Presiden pertama Indonesia itu menyebut punya hubungan buruk dengan Presiden Jokowi lantaran isu perpanjangan masa jabatan dan wacana 3 periode. Megawati menilai hal tersebut merupakan wilayah tata negara.
Ketum PDIP itu juga mengaku dirinya tidak punya hak untuk masa jabatan presiden. Menurutnya, yang mengatur soal masa jabatan presiden harus Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Dia juga telah melakukan komunikasi dengan ahil tata negara soal keputusan MPR, ternyata MPR masih membatasi masa jabatan presiden 2 periode.
Diketahui, Megawati menyebut nama Presiden Jokowi dalam acara pengambilan sumpah pengurus DPP di Sekolah Partai pada Juli lalu saat dirinya berpidato. Saat itu merupakan momen perdana Megawati menyebut nama Jokowi ditempat umum setelah Pilpres 2024.
Sebelumnya, muncul banyak kabar hubungan Megawati dan Jokowi retak lantaran perbedaan sosok dukungan pada Pilpres 2024 lalu. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menilai, Megawati menyebut nama Presiden Jokowi dalam pidato hanya sebagai kapasitas seorang Presiden Negara Republik Indonesia.
BACA JUGA : Edy Mulyadi: Dari Kontroversi hingga Bebas
Hasto mengatakan, komitmen sebuah partai harus pada negara, sehingga hal-hal tersebut disampaikan dalam kepasitas beliau sebagai presiden. Selain presiden, ada beberapa bagian yang berkaitan dengan politik negara seperti Ketua Dewan Pengarah BPIP, BRIN dan lain-lain.
“Artinya Pak Jokowi dalam kapasitas sebagai Presiden Negara Republik Indonesia, komitmen partai juga kan pada negara. Sehingga hal-hal tersebut juga disampaikan dalam kapasitas beliau misalnya sebagai Ketua Dewan Pengarah BPIP, BRIN. Itu semua terkait dengan politik negara,” ujar Hasto.